Follow Us @catanti

Senin, 21 September 2020

My Mind - A story from village

September 21, 2020 0 Comments

 

My Mind- A story from Village



""There is a way to come back. I suddenly loving with my mind" said a child


She knowing that her imagination is best forever, and she walks on her way. A Little princess called Ana, a girl from a village, and move to a big city.

Ana is the only child with much imagination and expectation, but her mom believes that she special.
a ton of mind in her brain, and thinking almost not important. Like what's chair have a brown color or why a chair name is a chair.

Her mind always coming not giving permission, she loves her thinking like that. But some people thinking Ana is different and she needs to control her with psychiatry.

"My Ana is fine and good, she healthy," said her mom to the people.

Ana doesn't understand this situation and she keeps life normal. Her mom always gives a positive vibe to her which makes Ana so confident.

"Mom, why people talks about me? I am different?" said Ana
"Oh dear, no .... you are so special, they only jealouse with your imagination honey"
"it's okay?"
"yes sure, why not. You can do everything and you can be anything. Never mind what people say about you, honey. You ever my special soon"

She hugs her mom very intimately.


"Thanks Mom" ~ Ana









Minggu, 18 Agustus 2019

INFUSE WATER AKA AIR KOBOKAN

Agustus 18, 2019 0 Comments

gambar ini terinspirasi dari beberapa bule yang sering makan di pecel lele terkadang minum air kobokan. That simple perbedaan kebudayaan.
Dahulu kita tidak mengenal apa itu infuse water dan semenjak ada social media infuse water jadi trending kesehatan saat ini. Simpel hanya bahan2 dapur yang diberi air lalu di endapkan semalaman, padahal kita sudah punya infuse water dengan kearifan lokal namun tidak diminum yaitu air kobokan.
Nah air kobokan ini sering di jumpai di rumah makan atau warung penyetan sebagai air cuci tangan setelah makan menggunakan tangan (puluk).
namun sayangnya para bule ternyata ada yang mengira bahwa ini adalah minuman. Padahal air koobokan biasanya menggunakan air mentah yang diberi lemon.

cara pembuatan air kobokan atau infuse water KW
1 buah lemon atau jeruk nipis di iris tipis2 mendatar...
sebaskom kecil air
lalu masukan irisan lemon kedalam air tersebu.
sajikan bersamaan dengan nasi dan lauk pauk
:D

so simple right

Jumat, 28 Juni 2019

RESEP CIRENG SIMPLE

Juni 28, 2019 0 Comments
RESEP CIRENG SIMPLE

BAHAN-BAHAN : (Sedikit mdifikasi dari gambar yaa :D)
3 sendok makan Tapioka
1 sendok makan minyak
sejumput garam, merica, masako
1 helai daun bawang.
air secukupnya
2 siung bawang putih

Cara membuat :
campur bahan bahan diatas kecuali daun bawang
lalu panaskan hingga mengental seperti slime, setelah itu tambahkan daun bawang dan beri tepung tapioka lagi.
uleni hingga Kalis.
bentuk adonan bulat pipih. 
jika sudah panaskan minyak. 
Lalu di Goreng .. .
.
******
Saran Penyajian:
cireng goreng ditambah saos bangkok yg bisa dibeli di pasar :D *selamat mencoba

Sabtu, 12 Januari 2019

Berdialog di Bandung

Januari 12, 2019 0 Comments

Hallo...
lama tak bersuara diriku.

apa kabarnya?
aku harap dalam keadaan sehat selalu.
Bulan lalu ada 2 perjalanan yang menegangkan bagiku.
Menegangkan karena baru pertama kali sendiri ke tempat jauh yang baru, tanpa teman atau tanpa kenalan.

Awal November 2018, Bandung menjadi saksi bisu perhelatan di kepalaku.
Yaa.. aku pergi ke Bandung sendiri.
Dari kota kecil yang bernama Pare, cukup 12 jam lamanya perjalanan ku tempuh menggunakan kereta yang kususuri jalan demi jalan. untuk apa?
untuk mencari jati diri, dan untuk menjemput keajaiban.
bukan asal asalan aku pergi ke tempat tersebut.
alasan yang pertama adalah untuk memenuhi janji ku pada orang tua dalam mengikuti seleksi CPNS yang diperebutkan seluruh warga Indonesia. Dan alasan ke duaku adalah aku ingin melarikan diri untuk berdialog dengan diriku.

cukup sering kita menasehati dan berdialog dengan orang lain, namun lupa dengan berdialog dengan diri sendiri.
ironis memang, sering kali kita berusaha membahagiakan orang lain tapi lupa dengan kebahagiaan diri sendiri.

Banyak teman menanyakan keputusanku untuk pergi kesana, padahal jawa timur masih bisa menampung orang sepertiku.
"can , kok jauh e d bandung? opo'o? ga ambil d jatim aja?"
ini sudah keputusanku, dan pada saat itulah ku memasrahkan diriku pada Allah SWT.
aku hanya yakin, disetiap niat baik kita Allah akan selalu melindungi dan memberikan jalan.

sekali lagi, aku bersyukur dilahirkan di era yang penuh dengan digitalisasi. Tanpa membuang banyak waktu dan tenaga hanya pada satu layar ponsel aku sudah dapat memperkirakan perjalananku.
dari mulai booking tiket kereta pulang dan pergi, Penginapan, trasportasi selama dibangung dan untuk memenuhi kebutuhan makan ku. Satu ponsel kecil merek Oppo a39 menjadi penolong terbesarku.
Alhamdulillah aku generasi digital, generasi serba instan yang sering dibilang banyak orang generasi micin. lol XD

Kembali ke cerita perjalananku d bandung.
aku izin selama kurang lebih 3 hari untuk tidak masuk kerja, alhamdulillah bos baik bangett. dan langsung memberikan ijin.
berangkat siang sampai disana sekitar pukul 03.00 subuh.
banyak orang yang lalu lalang didepanku,
 tanpa pikir panjang mushola menjadi tempat awal persinggahanku.
sambil menunggu datangnya fajar aku habiskan 1 jam ku d mushola dengan beberapa ibuk ibuk yang turut singgah di sebelahku. Karena mushola mulai ramai, aku pindah di d bangku yang berderet deret tempat menunggu kereta datang.
jika kalian sering menaiki kereta pastilah tau bangku yang ku masksud.
duduk sendiri d bangku paling pojok, sambil merebahkan diri dan menunggu datangnya fajar pagi hari.
pop mie tanggung seharga 6000 rupiah menjadi pilihan sarapanku.

dek, dari sini ke cicaheum brp kilo ya?
ibu ibu separo baya yang dari tadi duudk di sebelahku bertanya pada ku.
"maaf bu, saya juga tidak tahu karena bukan orang sini"
"oh iya udah dek.."
entah sejak kapan percakapan singkat itu berlanjut hingga ibu tersebut bercerita tent and keluarga dan anaknya. 
Beliau bercerita bahwa anaknya lagi sakit dan menginginkan ibunya kembali ke rumah. Jadi si Adek ini sekolahnya di pondok, si ibu aingle parent dan harus mencari rizky seorang diri di Bekasi. 
Hanya berbekal kenekatan dan uang pas pasan ibu ini segera menyusul menemui anaknya. Oiya kami bertemu di stasiun kiaracondong, si ibu mengira jika naik kereta dari stasiun kiara condong akan lebih cepat namun sayangnya tiket kereta pada hari itu sudah terjual habis. 
Nelangsaaa... :'(
Dan Tiba tiba ada telp masuk, aku rasa dari anak beliau, dan benar sajaa.. 
hanya kata "iyaa ibuk sek d cari telor, d bekasi jagain adeknya"
ndredees miliii hati ini ya allah.

begitu hebat perjuangan ibu ibu, dan aku ingat ibuku. Apakah sebagai anak aku sudah berbakti? apakah sebagai anak aku sudah membahagiakan beliau? 
mungkin sampai kapanpun tidak pernah bisa membalas seluruh kebaikan ibuuuk kuu.. 

ini cerita perlajanan ku, cerita yang aku selalu temui d jalan, dengan orang yg tak pernah ku kenal sebelumnya. 
akan ada banyak cerita lain yg dapat ku petik dari setiap perjalananku. 
nb: muka gua blm mandi niiiiiiiiiihhh udah kek zombi

Kamis, 29 November 2018

Klenteng Tjo Hwie Kong Kediri

November 29, 2018 0 Comments


  Klenteng Tjo Hwie Kong Kediri
klenteng Tjo Hwi Kong

Klenteng ini adalah sebuah klenteg Tri Dharma, yan artinya 3 ajaran. Terletak di Jl. Yos Sudarso no 148 Kediri, Jawa Timur. Kita akan menemukan bangunan besar berwarna merah ini setelah melewati pusat oleh-oleh kota Kediri yang bertepatan pula di jalan Yos Sudarso. Bangunan yang begitu mencolok berwarna merah menyala dengan aksen kuning yang menyerupai gambar batu bata pada tembok depan gapura dengan huruf bertuliskan “Yayasan Tri Dharma Tjoe Hwie Kiong“ dan hiasan guci serta bunga berbentuk lidah api ini menjadi penanda akan klenteng ini. Klenteng ini sebenarnya tempat yang tidak dibuka untuk umum, yang hanya di peruntukan bagi penganut ajaran tri dharma saja, namun karena ini juga merupakan destinasi wisata yang di tonjolkan di Kediri , saya meminta izin kepada satpam yang bertugas untuk mengambil beberapa gambar untuk tugas kuliah, beruntung sekali saya di perkenankan masuk untuk memfoto klenteng tersebut, namun ada temoat yang tidak diperbolehkan untuk diambil foto yaitu tempat ibadah ajaran tri dharma. 



Memasuki halaman klenteng terlihat patung burung Hong, atau semacam burung Phoenix, berukuran besar dengan ukiran yang sangat indah. Di sebelah burung Hong terdapat patung naga emas yang tidak kalah besarnya , patung tersebut menjadi penjaga regol kelenteng Tjoe Hwie Kiong dan di sebelah kiri dan kanan bangunan utama kelenteng yang di gunakan sebagai tempat ibadah terdapat menara pembakar kertas sembahyang atau disebut dengan kim lo. Dari luar kita dapat melihat orang-orang untuk beribadah, Tri Dharma sendiri merupkan tempat ibadah 3 ajaran yaitu ajaran Budha, Khonghucu, Tau maupun hindu. Sayangnya saya tidak dapat memfoto kegiatan ibadah yang terdapat di bangunan utama kelenteng sehingga saya hanya melihat beberapa bangunan di luar bangunan utama.
Ada sekitar 4 bangunan yang ada di kelenteng ini, yang pertama bangunan untuk ibadah, yang kedua ada di sebelah barat menghadap keselatan ada bangunan yang bertuliskan “Mitra Graha”, fungsi utama bangunan ini saya kurang tau dikarenakan saya melihat hanya sebuah ruangan kosong.
 Bangunan yang ketiga berdekatan dengan sungai brantas sedikit kecil dari bangunan utama dan bangunan kedua merupakan rumah tandu “Thien Shang Sheng Mu” yang di bangun pada tanggal 06 januari 2004 (15-12-2553 IMLEK) oleh PT.Wonojati Wijoyo Kediri. Bangunan ini tetap di sekeliling nya terdapat gambar naga dan berwarna merah serta terdapat ruangan berkaca yang di hiasi oleh tirai berwarna kuning.
Di sebelah bangunan ini terdapat patung Dewi Quan’in yang sangat besar menghadap ke barat tepat di sebelah sungai Brantas, bila kita hendak melihatnya kita harus menaiki tangga berwarna putih yang berada di kanan kiri patung tersebut. Di tengah patung dewi Quan’in terdapat relief naga yang tidak berwarna dan hanya berwarna putih.
Dan bangunan terakhir yang dibangun oleh PT. Gudang Garam Tbk pada tanggal 24 mei 2011, bangunan ini sedikit lebih besar daripada bangunan ke dua dan ketiga, fungsi bangunan ini sendiri saya tidak mengetahuinya karena keterbatasan informasi dan memang kelenteng ini yang tidak di buka untuk umum membuat saya memakluminya.